TIMES BUTON, BANYUWANGI – Keindahan budaya Banyuwangi, Jawa Timur, kembali mencuri perhatian wisatawan mancanegara. Kali ini, salah satu seorang turis Denmark, Mathias Jensen, saat melihat gelaran akbar Yosomulyo Menari 2025, pada Minggu, (14/9/2025), di Lapangan Desa Yosomulyo, Kecamatan, Gambiran.
Pelancong asal benua eropa ini, kepincut saat menyaksikan 1.300 penari dari berbagai usia mulai dari anak kecil hingga lanjut usia (Lansia) yang berpartisipasi dalam acara tersebut.
Bahkan, Jensen tak segan-segan untuk beranjak dari kursinya meluangkan waktu memotret penari.
"Saya suka sekali dengan fragmen tariannya yang beragam, sungguh indah dan ini sangat keren karena banyak sekali orang yang terlibat di dalamnya," ujar Jensen, Senin, (15/9/2025).
Yosomulyo Menari menyajikan berbagai fragmen tarian yang menggambarkan keberagaman dan kerukunan masyarakat desa. Para penari, yang seluruhnya adalah warga desa, bukanlah seniman profesional. Mereka bersatu dalam harmoni, membawakan kisah tentang kebersamaan dan toleransi antar umat beragama. Pesan damai ini terasa begitu otentik dan menyentuh hati.
Baju Hijau, wisatawan asal Denmark saat melihat Yosomulyo Menari 2025. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia).
Kepala Desa Yosomulyo, Joko Utomo Purniawan, menjelaskan bahwa acara ini sepenuhnya merupakan inisiatif warga.
"Setiap RT/RW mengirimkan perwakilan, dan mereka berlatih secara mandiri di lingkungan masing-masing sebelum akhirnya melakukan latihan gabungan," jelasnya.
Yang membuat Yosomulyo Menari istimewa adalah pendanaannya yang murni berasal dari swadaya masyarakat. Seluruh biaya, mulai dari kostum hingga dekorasi panggung, ditanggung bersama. Partisipasi lintas usia dari anak-anak hingga lansia semakin menegaskan bahwa acara ini adalah perayaan kebersamaan lintas generasi.
Kesuksesan Yosomulyo Menari 2025 menjadi inspirasi nyata. Di tengah tantangan individualisme, desa di Banyuwangi ini membuktikan bahwa semangat gotong royong dan kolaborasi masih menjadi kunci untuk menciptakan sebuah karya spektakuler yang tak hanya menghibur, tapi juga menginspirasi banyak pihak. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Wisatawan Asal Denmark Kepincut Tari Tradisional Banyuwangi
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |