TIMES BUTON, JAKARTA – Pada Rabu (4/6/2025), lebih dari 1,5 juta jemaah haji telah tiba di Mina untuk melaksanakan ibadah Tarwiyah. Ibadah ini menjadi persiapan penting menjelang puncak haji, yaitu wukuf di Padang Arafah, yang berlangsung pada Kamis (5/6/2025) hari ini. Perbedaan waktu antara Indonesia dan Arab Saudi adalah empat jam, di mana waktu Indonesia lebih dulu.

Pada Hari Tarwiyah, para jemaah meneladani jejak Nabi Muhammad SAW dengan bermalam di Mina.

Mereka melaksanakan salat yang dipersingkat dan mengisi waktu dengan doa-doa serta melantunkan Talbiyah—ungkapan niat suci untuk berhaji semata-mata karena Allah. Talbiyah biasanya dikumandangkan dengan suara lantang dan serempak sejak memasuki ihram.

Pemerintah Arab Saudi, di bawah arahan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, telah mengerahkan seluruh sektor pelayanan untuk memastikan para jemaah dapat menjalankan ibadahnya dengan aman, tenang, dan tertib.

Dengan jumlah jemaah dari luar negeri mencapai hampir 1,5 juta orang, pergerakan menuju Mina berjalan lancar berkat sistem lalu lintas yang tertata rapi serta pengawasan keamanan udara yang aktif.

Di tengah cuaca panas mencapai 41°C, Kementerian Kesehatan Arab Saudi juga mengimbau jemaah agar segera menuju fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gangguan kesehatan. Seluruh layanan kesehatan sudah disiagakan di lokasi-lokasi penting untuk menjamin keselamatan para jemaah selama menjalankan ibadah.

Sebelumnya, berbagai lembaga pemerintah dan swasta telah mempersiapkan pelaksanaan haji secara intensif, termasuk pengamanan dan layanan medis, di bawah pemantauan langsung otoritas tertinggi Saudi.

Cahaya Malam di Arafah: Jaringan Penerangan Canggih Tingkatkan Rasa Aman dan Khusyuk

Selain kesiapan pelayanan haji, Pemerintah Kota Makkah juga menyempurnakan fasilitas penerangan di Arafah dengan desain arsitektur yang khas dan metode inovatif. Pada malam Tarwiyah, Rabu malam, Arafah terlihat gemerlap oleh ribuan cahaya yang tertata rapi, menciptakan pemandangan yang indah sekaligus menambah nuansa spiritual.

Pemerintah kota menyebutkan bahwa jaringan penerangan tersebut terdiri dari sekitar 20.000 unit lampu dengan berbagai kapasitas, terpasang di sekitar 5.000 menara dan tiang dengan beragam bentuk dan ukuran. Lampu-lampu ini dipasang secara strategis di seluruh jalur Arafah untuk menciptakan sistem penerangan visual yang menyeluruh.

Setiap tahun, pemerintah kota terus meningkatkan dan memperbarui sistem penerangan ini, termasuk melalui pemeliharaan menyeluruh sebelum musim haji dimulai. Tahun ini, pemeliharaan difokuskan pada titik-titik penting seperti jalur pejalan kaki dan rute utama yang menghubungkan Arafah, Muzdalifah, dan lokasi-lokasi suci lainnya.

Penerangan yang memadai ini tidak hanya memberikan keamanan, tetapi juga menghadirkan suasana yang menenangkan bagi para jemaah saat melaksanakan ibadah di malam hari. (*)