TIMES BUTON, MALANG – Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, Pemkot Malang mengintensifkan pengawasan terhadap kesehatan hewan kurban yang diperdagangkan di wilayahnya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang mengerahkan sekitar 65 petugas untuk melakukan pemeriksaan langsung di lapangan.
“Kami menugaskan seluruh unsur di bidang peternakan, perikanan, pertanian, hingga sekretariat untuk terlibat dalam pengecekan ini,” ujar Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, Minggu (1/6/2025).
Pemeriksaan tersebut akan dimulai Senin (2/6/2025) besok dan dilakukan bersamaan dengan proses pendataan jumlah lapak penjual hewan kurban di seluruh Kota Malang.
Pemeriksaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu antemortem (sebelum penyembelihan) dan postmortem (setelah penyembelihan). Slamet menyatakan bahwa petugas juga akan memverifikasi surat kesehatan hewan dari daerah asalnya.
“Jika ditemukan hewan yang menunjukkan gejala penyakit seperti PMK (penyakit mulut dan kuku) atau LSD (lumpy skin disease), petugas akan langsung melakukan tindakan pengobatan di lokasi. Kami juga menyarankan pedagang untuk tidak menjual hewan yang terindikasi sakit dan segera mengarantina,” ungkapnya.
Untuk memperkuat upaya ini, Dispangtan menggandeng salah satu kampus ternama Kota Malang, yakni Universitas Brawijaya (UB). Sebanyak 250 mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan dilibatkan dalam kegiatan pengecekan tersebut.
Slamet juga mengingatkan para pedagang hewan kurban agar senantiasa menjaga kebersihan kandang serta lingkungan berjualan guna mencegah penyebaran penyakit.
“Kalau tidak ada petugas di lokasi dan hewannya sakit, kami minta segera melapor. Informasi kontak kami sudah disebarkan melalui media sosial resmi,” tandasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jelang Idul Adha 2025, Pemkot Malang Kerahkan Petugas Periksa Kesehatan Hewan Kurban
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ronny Wicaksono |